'Dok, tolong nyanyikan satu lagu gereja?' pinta seorang ibu yang sedang mengerang kesakitan karena kontraksi menjelang kelahiran. 'Saya muslim bu, saya nggak tahu lagu gereja' ujar dr Tompi. 'Dokter tolong...!'. Demi membuat pasien tenang, dr Tompi pun langsung memutar otaknya dan berharap ada stok lagu gereja yang ia hafal di otaknya.
Dan bernyanyilah dr Tompi lagu Amazing Grace. Begitu ia melantunkan liriknya, pasien itu langsung terdiam. Lama-lama ketenangan pun meliputi wanita itu. dr Tompi dan beberapa dokter lainnya, akhirnya membantu proses persalinan itu dengan sukses.
"Dokter, terima kasih sudah bersedia bernyanyi untuk saya," kata pasien itu seusai melahirkan. "Sama-sama, Bu. Lain kali jangan minta saya nyanyi lagu Nasrani lagi ya, Bu? Itu satu-satunya lagu yang saya tahu," tulis dr Tompi seperti dikutip dalam buku 'The Doctors' terbitan PT Bhuana Ilmu Populer, Selasa (21/6/2011).
Pengalaman diminta nyanyi lagu Nasrani yang ia tidak tahu persis liriknya itu oleh ibu melahirkan, merupakan salah satu pengalaman dr Tompi alias dr Teuku Adi Fitrian dalam memulai karirnya di dunia kedokteran. dr Tompi yang muslim taat itu pun baru belakangan tahu, lagu yang ia nyanyikan saat membantu ibu melahirkan itu adalah lagu pengiring kematian.
Pengalaman lain dokter lulusan UI tahun 2003 ini adalah ketika menjadi dokter jaga 24 jam di UGD RS Koja, Tanjung Priok, Jakarta. Suatu malam, dr Tompi harus menangani pasien yang mengalami abortus incomplete, istilah medis untuk kasus keguguran. Pasien tersebut adalah wanita berusia 26 tahun dan mengalami pendarahan akibat terjatuh. Usia kehamilannya baru beberapa minggu dan ini merupakan kehamilan keduanya.
Setelah memeriksa, dr Tompi meminta suster untuk memanggilkan dokter kebidananan karena janin di dalam rahimnya harus dikeluarkan. Tapi suster tersebut mengatakan jika jaga malam, yang harus mengerjakan adalah dokter jaganya.
"Waduh! Kaget aku mendengarnya. Ini adalah hari pertama kerjaku dan langsung harus mengerjakan operasi pengguguran kandungan bermasalah. Bisa nggak ya?," tulis dr Tompi.
Kala itu, dr Tompi sudah lama tidak melakukan operasi. Terakhir ia melakukannya sekitar setahun lalu saat masih duduk di bangku kuliah. Ia berusaha menenangkan diri, mengingat-ingat operasi yang sama yang ia lakukan setahun lalu dan meyakinkan diri bahwa ia pasti bisa.
"Aku yakin benar, sekali pernah praktik, selamanya pasti masih ingat caranya," jelasnya.
Di ruang operasi ia merasakan detak jantungnya berdegup kencang. Rasa percaya diri turun. Namun, ia sudah menyiapkan solusinya. Ia menyiapkan buku panduan untuk operasi. Solusi lainnya, kalau ternyata nanti 'mentok' ia akan menelepon senior-seniornya untuk minta bantuan.
Tapi akhirnya operasi pertamanya lancar dan hanya berlangsung tidak lebih dari 45 menit.
"Ternyata bedah itu menyenangkan. Aku senang melakukan sesuatu, tidak hanya bekerja di belakang meja. Itulah sebabnya, mengapa, aku memilih untuk mengambil spesialisasi bedah plastik," tulis dr Tompi.
dr Tompi yang dikenal sebagai penyanyi ini mengaku profesi sebagai dokter dan penyanyi ternyata dapat berjalan beriringan dalam kehidupannya. Menurutnya, dunia medis sama menyenangkannya dengan menyanyi. Kalau mau dipilah-pilah, menyanyi itu lebih menyenangkan. Risikonya relatif tidak ada, uang yang dihasilkan juga bisa lebih besar. Namun, hidup itu tidak semata-mata untuk uang saja.
"Dalam dunia medis, ada kepuasan yang tidak bisa digantikan dengan uang ketika misalnya aku berhasil memberi pertolongan medis kepada orang yang membutuhkan. Lebih-lebih jika di kemudian hari pasien itu masih mengingatku, hingga akhirnya kami bisa bercengkrama layaknya seorang sahabat. Ucapan terima kasih yang disampaikan pasien merupakan satu kebanggaan dan kepuasan yang tidak ternilai bagiku. Karena itu, dua dunia yang aku geluti ini tak bisa aku tinggalkan. Musik dan medis. Keduanya memberiku kepuasan, baik materi maupun batin," jelas dr Tompi.
"Kuncinya adalah mengatur waktu. Pagi sampai sore aku praktik, malamnya, jika ada schedule, aku menyanyi. Aku tidak akan menerima job menyanyi di sela-sela waktu praktik sebagai dokter. Praktik dokter tetap nomor satu bagiku, sementara profesi dan hobi lain yang aku jalani merupakan penyeimbang hidupku," kata dr Tompi.
Biodata
Nama: dr. Teuku Adi Fitrian
Tempat dan Tanggal Lahir: Lhokseumawe, 22 September 1978
Status: Menikah dengan Arti Indira Tirtasasmita, dengan 2 anak
Pendidikan:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (dokter umum, 2003)
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (dokter spesialis bedah plastik, 2010)
Pekerjaan: Dokter, penyanyi, pembawa acara
Sumber : Detik.com
Selasa, 21 Juni 2011
Kisah Lagu Kematian dari dr Tompi yang Bantu Pasien Melahirkan
00.40
Okelah
No comments
0 komentar:
Posting Komentar